Komunikasi Krisis Covid-19

Komunikasi Krisis Covid-19

Apa pentingnya menjalankan komunikasi krisis sebagai sebuah cara membangun kesepahaman. Dalam banyak kasus kita sering melihat bahwa komunikasi krisis yang hanya menempatkan informasi sebagai pokok dari pesan bisa menimbulkan salah persepsi dan salah interpertasi serta reaksi emosi dari pendengarnya. Secara sederhana tidak ada yang berbeda dalam model Komunikasi Krisis Covid-19. Seperti yang disampaikan oleh banyak representasi pemerintah maupun swasta. Karena metode sederhana selalau menggunakan konsep pengirim pensan lalu ke proses atau media dan selanjutnya penerima pesan. Sebuah hubungan teknis yang tidak rumit bisa dipahami dan mudah dimengerti. Tapi menjadi masalah ketika dipraktikan dalam sebuah model krisis.

Pengalman membuktikan menggunakan pendekatan komunikasi yang tidak terasosiasi dengan model dan budaya serta politik dalam masayarakat akan berdampak pada menggelembungnya masalah “salah tafsir”. Dengan agenda serta framing yang unik dan sangat mungkin subjektif.  Nah, berangkat dari masalah serta tantangan seperti ini, penulis melihat penting mendorong serta meningkatkan fokus serta wawasan para calon tim humas atau juru bicara. Untuk mengedepankan sensitifitas krisis sebagai sebuah platform. Terutama sebagai sebuah entitas badan, mengedapankan kemanusian bagi setiap orang lebih penting dari sekedar mengejar pahala untuk surga.

Kemanusian Sebagai Mandat

Secara khusus, dalam preposisi nilai yang dibangun oleh sebuah entitas usaha sejatinya bertujuan untuk membangun peradaban. Sehingga dalam kenyataan ketika fokus dari entitas badan bergeser pada faktor komersil dan mengabaikan kemanusiaan maka dapat dipastikan, terjadi pergeseran yang akan menciptakan generasi yang kehilangan nilai perjuangan kemanusiaan. Entitas badan tidak bisa selalu dibedakan antara badan pemerintah maupun swasta. Karena ikatan kenegaraan dan kebanggsaan tidak mungkin dilepas dan ini menjadi catatan dalam setiap upaya menciptakan masa depan yang lebih baik. Dan dengan begitu, apapun yang dihadapi dalam ketidakpastian masa depan. Maka bisa dipastikan, harapan pada kemanusiaan tidak akan diganggugugat. Apalagi yang menjadi mandat dari generasi sa’at ini kalau bukan memberikan jaminan akan kebaikan dan layanan yang cukup untuk berkehidupan dimasa datang. Dan sudah bisa dipastikan, yang akan menikmati manfa’at masa depan bukanlah generasi penanam. Akan tetapi generasi penerus.

Nah, optimisme dalam komunikasi krisis sangat mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai panduan dan tujuan. Dimana keyakinan akan membaiknya keadaan adalah sebuah keniscayaan. So guys, mau bergabung dalam pelatihan yang akan datang, mari ikut seminar komunikasi krisis yang akan kami selenggarakan dalam waktu dekat.

Leave a Comment